Garam Dapur vs Garam Laut, Mana yang Lebik Oke?!
Dewasa ini produk makanan dan minuman yang berkaitan dengan kesehatan sudah semakin mudah ditemukan dan banyak dijual di mana-mana. Tak hanya makanan atau minuman saja, garam pun kini ada versi "lebih oke" atau "lebih sehat"-nya. Kita mungkin sudah pernah mendengar tentang sea salt (garam laut), tapi tahukah kita apa saja yang membedakan antara sea salt dengan garam yang biasa kita gunakan?
A. Perbedaan garam laut (sea salt) vs garam dapur biasa.
Perbedaan utama antara sea salt vs garam dapur biasa yaitu rasa, tekstur, serta proses pembuatannya. Sea salt diproduksi melalui proses evaporasi air laut atau danau air asin. Berbagai jenis mineral dan komponen yang terdapat dalam garam laut tergantung dari jenis air yang digunakan. Jenis mineral inilah yang memberi warna dan pun rasa pada garam laut sekaligus menentukan tekstur serta tingkat kekasaran garam tersebut.
Sementara garam dapur biasanya adalah merupakan hasil penambangan dan mengalami pemrosesan yang lebih panjang guna menambah daya simpannya. Garam dapur juga biasanya mengandung zat aditif untuk mencegah garam menggumpal. Akan tetapi, garam dapur yang dijual di pasaran telah ditambahkan yodium, yaitu zat gizi esensial yang membantu menjaga kesehatan fungsi tiroid (salah satu dari kelenjar endokrin).
Meskipun garam laut disebut-sebut lebih sehat bila dibandingkan dengan garam dapur , namun sebenarnya baik itu garam laut maupun garam dapur memiliki nilai gizi yang kurang lebih sama. Sebagai contoh , dalam jumlah dan berat yang sama/setara , garam laut dan garam dapur mempunyai kadar sodium (Natrium) yang tidak jauh berbeda.
B. Mana yang lebih oke/baik/sehat, garam laut atau garam dapur kah?
Meskipun banyak yang mengatakan garam laut lebih baik karena lebih alami , namun kenyatannya baik itu garam laut maupun garam dapur biasa memiliki kekurangan dan juga kelebihannya masing-masing. Garam laut, misalnya, proses pembuatannya yang tidak perlu melalui banyak tahapan seperti garam dapur membuat garam laut mungkin sedikit lebih banyak mengandung mineral-mineral alami. Tetapi karena proses yang pendek jua, jika dihasilkan dari laut yang kotor atau danau air asin yang kotor, maka akan menyebabkan garam terkontaminasi senyawa atau komponen-komponen berbahaya seperti : timbal.
Sementara itu, pada garam dapur, pembuatannya memerlukan proses yang panjang sehingga kebanyakan mineral yang ada di dalamnya biasanya sudah hilang. Substansi seperti zat aditif juga ditambahkan guna mencegah garam itu menggumpal. Akan tetapi, tidak hanya anti gumpal yang ditambahkan pada garam, kebanyakan garam yang dijual di pasaran sudah ditambahkan zat yodium, yaitu zat gizi penting yang berperan dalam mencegah penyakit yang berhubungan dengan tiroid, yang paling umum contohnya ialah penyakit gondok. Penambahan yodium ini menjadi salah satu langkah pencegahan defisiensi zat yodium yang berhasil untuk mengatasi hipotiroidisme atau kekurangan yodium. Kekurangan yodium ini juga dapat menyebabkan kecacatan mental dan masalah kesehatan lainnya.
Hemat kami, pada akhirnya, kita tidak boleh menjadikan garam sebagai sumber mineral dan zat gizi utama. Baik garam laut atau pun garam dapur jika dikonsumsi berlebihan juga bisa menyebabkan seseorang mengalami hipertensi atau hal lainnya, utamanya karena kandungan sodium (Natrium) padanya. Sehingga alangkah baiknya kita untuk bisa mencari sumber mineral dan zat gizi lainnya seperti pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Gunakanlah garam secukupnya saja sesuai kebutuhan. :)
Sumber : helloSehat (dengan beberapa gubahan/editan)
2 komentar
Bermanfaat banget
BalasHapusSiap gan. Terima kasih ya.
HapusPosting Komentar